Outdoor Learning (Museum di Kota Tua)



Outdoor Learning  merupakan salah satu kegiatan belajar mengajar di SMP Al-Azhar Syifa Budi Jakarta, dimana pembelajaran ini berorientasi pada objek yang dapat dipelajari langsung oleh peserta didik.

Pembelajaran di luar kelas (outdoor learning ) sangat baik bagi peserta didik karena memberikan manfaat khusus terhadap tumbuh kembang peserta didik, dimana relevansi pelajaran dapat langsung diimplementasikan dalam kehidupan nyata dan tertanamnya esensi, urgensi, dan relevansi pelajaran tersebut dengan kehidupan nyata, dengan demikian siswa memperoleh pengalaman belajar secara komprehensif. Kegiatan oudoor learning di SMP Al-Azhar Syifa Budi Jakarta bertemakan Sosial City Tour (belajar di Museum Bank Indonesia, Museum Fatahilah/Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang).

Breafing pagi sebelum keberangkatan menuju Kota Tua, guru pembimbing memberikan arahan mengenai kegiatan diantaranya tentang : berdoa sebelum menjalankan kegiatan, cara berinteraksi di transportasi umum dan lingkungan umum, menjaga dan bertanggung jawab barang yang dibawa, mendokumentasikan semua pembelajaran yang ada di museum.

Budaya antri sesuai dengan aturan, mengantri untuk menaiki Trans Jakarta sesuai dengan koridornya laki-laki dan perempuan, peserta didik dengan rasa senang gembira menanti datangnya Trans Jakarta.

Budaya tertib di transportasi umum, membayar dan duduk secara tertib sesuai dengan peraturan tranportasi yang berlaku (koridor perempuan dan koridor laki-laki).

Peserta didik belajar bagaimana bersikap saat naik kendaraan umum, diantaranya menjaga barang bawaan dengan meletakkan tas di depan, tidak memainkan alat komunikasi, berinteraksi dengan sesama dan tidak mengganggu penumpang yang lain.

Tujuan pertama sesampainya di Kota Tua adalah memasuki museum wayang,

Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulitwayang golekwayang karduswayang rumputwayang janurtopengbonekawayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.

Peserta didik dengan antusias membaca sejarah berdirinya museum fatahillah atau museum sejarah jakarta, mereka begitu antusias ingin mengetahui awal mula kota Jakarta.

Peserta didik sangat antusias membaca keterangan tentang sejarah atau asal dari wayang yang dipamerkan, ini merupakan pengalaman belajar dimana mereka langsung melihat dan mengetahui sejarah seni bangsanya sendiri.

Peserta didik sedang berpose dekat wayang kulit yang berasal dari Surakarta Jawa tengah, di Museum wayang ini lebih banyak sebagian wayang-wayang yang terbuat dari kulit dan sangat indah seninya.

Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Bangunan ini dahulu merupakan balai kota Batavia (bahasa BelandaStadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712 atas perintah Gubernur-Jendral Joan van Hoorn. Bangunan ini menyerupai Istana Damdi Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Peserta didik dengan antusias membaca sejarah berdirinya museum fatahillah atau museum sejarah Jakarta, mereka begitu antusias ingin mengetahui awal mula kota Jakarta.

Peta Jakarta jaman dahulu. Kota Jakarta sebagaimana keadaannya pada th.1901. Waktu itu masih bernama Batavia, di masa penjajahan Belanda (Nederlandsch Indie).

Kondisi penjara bawah tanah yang berada di Museum Sejarah Jakarta. Peserta didik berkesempatan untuk masuk dan mengamati kondisi didalamnya.

Salah satu meriam yang terdapat di museum sejarah jakarta, meriam ini dibuat di pabrik St Jago de Barra, Makao, yang dibuat The Master of Royal Foundry (O Grande Fundidor) Manuel Tavares Bocarro (MTB) pada 1641. Meriam tersebut awalnya digunakan Portugis untuk mempertahankan bentengnya di Malaka. Meriam ini sudah puluhan kali pindah tangan dan tempat. Bermula hijrah ke Batavia diboyong Belanda,

Miniatur kapal Batavia : Batavia adalah sebuah kapal milik Kongsi Dagang Hindia Timur atau Kompeni Belanda (VOC), dibuat di Amsterdam pada 1628, dipersenjatai dengan 24 pucuk meriam besi tuang dan beberapa pucuk meriam perunggu, kandas dalam pelayaran perdana, dan terkenal karena peristiwa  pembantaian para penumpangnya. Sebuah replika abad ke-20 dari kapal ini, yang juga diberi nama Batavia, dapat dikunjungi di Lelystadnegeri Belanda.

Senapan kopak hadir dalam jumlah besar setelah Pertempuran Pavia tahun 1525. Senapan kopak juga berperan penting dalam pertempuran Cristóvão da Gama (putra Vasco da Gama) melawan pasukan Muslim di Ethiopia. Begitu pula penaklukan Hindia Belanda  oleh tentara Eropa, terutama oleh pasukan VOC dari Kerajaan Belanda yang menyebabkan bertahannya penjajahan Belanda atas Hindia Belanda selama tiga setengah abad.